“Hi, I’m Jade Thirwall!” salam Jade ramah pada Asmeralda. Baru saja Asmeralda akan memperkenalkan dirinya, Jade memotong, “And you certainly Asmeralda Austin. How I don’t know who you are? You are a partner my dear in the film. Don’t really like him, huh?” canda Jade. Asmeralda hanya bisa tersenyum.
“Hmm. I’m Perrie Edwards.” Perrie menyodorkan tangannya pada Asmeralda.
Asmeralda terdiam sejenak, lalu menyambut tangan Perrie dan berkata, “Asmeralda Austin,” dengan gaya coolnya yang biasa. Mungkin lebih cool.
Zayn merasa tidak enak saat ini dan ia pun memilih untuk pergi tapi di tahan oleh Perrie. “Zayn! Don’t go. I want to meet you… and I’ll to talk something to you,” Perrie memegang tangan Zayn dengan kuat. Zayn semakin tidak enak, Asmeralda memalingkan pandangannya dari situasi itu. “Please…! Just this once, give me a chance!” Perrie memohon pada Zayn.
Akhirnya Zayn luluh dan ikut bersama Perrie.
Asmeralda merasa lain, ia ingin pergi dari sana, menyendiri, dan mendinginkan kepalanya agar ia dapat menghafal dialog selanjutnya. “I… I wan to go now,” Asmeralda pergi.
Satu hal yang tidak diketahui orang lain selain Harry adalah bahwa Zayn dan Asmeralda sama-sama merasa tidak enak dengan keberadaan Perrie. Harry jelas-jelas melihat saat Asmeralda memalingkan wajahnya tadi. Namun apa yang bisa diperbuatnya?
—
“Hi, Asme! Whether I could get into inside?” Top berdiri di ambang pintu kamar Asmeralda yang terbuka lebar.
Asmeralda yang sedang tidur-tiduran menolah ke arah puntu, “Of course, Top.”
Top duduk di sebelah Asmeralda dengan ragu. Ia mencoba memulai pembicaraannya, “Hmm… Well! Aku benar-benar melihat perubahanmu sejak selesai syuting di gubuk waktu itu. Memang pekerjaanmu tetap berjalan baik, tapi aku cukup cemas. Are you bored? Are you not interested in this job? If true, I promise I’ll not give you a job as an actress to you again. I promise!” Top bicara dengan sungguh-sungguh menatap Top.
Asmeralda terdiam sejenak, ia senang Top mempedulikannya. “Nope, Top. Don’t worry. I’m fine, really! I’m just tired, only that! Yang terpenting kan pekerjaanku tetap berjalan lancar dan tidak menurun. Aku akan tetap profesional,” Asmeralda tersenyum meyakinkan Top.
“But… If you want, you can tell me why!” Top beranjak pergi. Ia berbalik lagi, “Oh iya, besok pagi kita sudah harus standby. Apa kau sudah membereskan barang-banrangmu?”
“No… not yet…” Ia bicara dengan ragu.
“Ugh… kau ini! Benar-benar kebiasaan jelek.”
“Calm, Top. I will soon do.”
Pintu di banting Top dengan gusar. Asmeralda hanya bisa cengengesan.
Asmeralda mulai membereskan barang-barangnya. Karena pembicaraan Top tadi, ia teringat lagi akan kejadian itu. Setelah Perrie mengajak Zayn untuk bertemu, Asmeralda merasa sakit hati. Ia baru sadar, mungkin ia cemburu dan mulai menyukai Zayn. Hal ini sudah beberapa kali dielakkannya dengan tidak percaya, namun tidak bisa. Asmeralda memang memikirkan Zayn akhir-akhir ini, ia rindu. Meskipun Zayn selalu datang ke lokasi syuting meskipun adegannya belum di ambil, Asmeralda selalu menjauh dan berusaha untuk tidak melihat Zayn.
Tapi besok tidak bisa lagi, Asmeralda akan selalu melihat Zayn hingga adegan mereka berdua habis. Sebenarnya ia tidak yakin akan bisa melakukan adegannya dengan baik bersama Zayn. Karena hubungan mereka sejak itu tidak lagi pernah membaik. Tapi apa boleh buat, Asmeralda sudah berjanji pada Top akan tetap bersikap profesional.
Disisi lain, Zayn yang sudah membaca dan tahu adegan apa yang akan dimainkannya dengan Asmeralda sudah merasa tidak sabar lagi. Mungkin ini kesempatannya untuk mulai berbicara dengan Asmeralda lagi. Zayn bertekad agar ia akan melakukan semua adegannya dengan Asmeralda dengan baik.
Paris, kota romantis. Disinilah syuting antara One Direction dan JunoGirl akan berlangsung. Tepatnya yaitu antara Zayn Malik dan Asmeralda Austin yang akan melakukan adegan romantis pada malam musim dingin di depan menara eiffle. Zayn dan Asmeralda sama-sama merasa gugup dan deg-degan. Dan sedikit salah tingkah mekipun mereka sudah saling mencoba agar tetap bersikap biasa dan normal.
Mungkin semuanya bertanya-tanya kenapa pasangan Asmeralda disambungan film ini adalah Zayn. Jadi begini, hubungan Robin dan Kimberly sejak saat itu kembali membaik dan mereka berjanji akan menghabiskan waktu berdua saat liburan nanti di Paris, Perancis. Ternyata ada konflik lagi, pada saat Kimberly liburan semester Robin malah sibuk-sibuknya dengan perusahaan yang dipegangnya dan itu tidak bisa ditinggal begitu saja. Kimberly pun pergi sendiri ke Paris karena tiket sudah dibeli dengan Robin, dan Robin berjanji setelah urusannya selesai ia akan langsung mnyusul Kimberly.
Sudah hampir sepuluh hari Kimberly menunggu Robin dan harus mengahabiskan waktu liburannya sendiri di kota romantis itu, namun Robin belum juga datang. Pada saat Kimberly jalan-jalan sendiri di sekitar menara eiffle dan duduk disana. Seorang seniman bebas melukis sosok Kimberly yang cantik dan santai. Pada saat Kimberly menyadarinya, ia pun mendekat kepada sang seniman dan menuntut atas perlakuannya yang tanpa izin itu. Tapi sang seniman itu malah berkata akan membayar Kimberly sebagai permintaan maaf.
Kimberly kaget, orang itu adalah seniman yang berpakaian lusuh dan membutuhkan uang tapi kenapa ia malah akan membayar Kimberly? Seberapa banyak uang yang sanggup dibayarnya? Karena merasa cukup kasihan dengan sang seniman, Kimberly pun memaafkannya dan akan mengambil lukisan gambarnya tanpa bayar. Sang seniman tidak terima, ia berkata bahwa lukisan itu tidak akan di jual dan tidak akan diberikannya kepada siapa pun, seniman itu cukup ngotot dan memohon. Kimberly yang tidak mau ribut-ribut akhirnya membiarkan apa mau seniman itu dan ia pun pergi.
Besoknya, entah kenapa Kimberly datang lagi ke tempat kemaren. Sebenarnya ia cukup penasaran dengan seniman itu. Kenapa seniman itu malah begitu ngotot mendapatkan lukisannya? Tapi Kimberly tidak lagi melihat seniman itu berada disana ataupun di sekitar sana. Ia berpikir mungkin seniman itu takut bahwa ia akan menuntut lagi atau lebih parah. Kimberly sedikit kecewa.
Saat Kimberly sedang asyik-asyik mendengarkan musik, seseorang yang berpakaian rapi berdiri didepannya dengan memegang gitar. Kimberly menatap orang itu, dan ia meminta izin padanya agar duduk disebelahnya. Kimberly sedikit kaget dan termenung menatap orang itu, orang itu tertawa dan langsung duduk disampingnya. Orang itu adalah sang seniman kemaren.
Mereka berkenalan, namanya Goyle (Zayn Malik). Ia benar-benar tampak tampan dengan pakaian rapi yang sederhana, ternyata ia bukanlah seniman jalanan. Memang terkadang ia suka menjadi seniman jalanan sekali-kali dan kini ia ingin berpakaian rapi dihadapan seorang gadis, gadis yang telah menarik perhatiannya. Mereka mulai sedikit akrab dan banyak berbincang-bincang. Hingga Goyle pun menyanyi dengan gitarnya dihadapan Kimberly. Kimberly cukup terpesona dengan alunan indah suara Goyle. Hanya sekedar kagum.
Besoknya mereka bertemu lagi di tempat yang sama dan lebih akrab lagi. Kimberly cukup senang punya teman di saat ia kesepian tanpa keberadaan kekasih. Hingga hari keempat pun mereka tetap bertemu. Kimberly yang benar-benar menganggap Goyle teman kaget terhadap pernyataan cinta dari Goyle. Goyle memeluknya dengan erat. Sebenarnya Kimberly tidak mau di peluk oleh lelaki selain Robin, tapi ia tidak bisa.
Saat pulang ke hotel, ternyata Robin sudah menunggu Kimberly di depan kamarnya. Ia bertanya kenapa sudah jam 10 Kimberly belum juga pulang, apalagi ia seorang perempuan yang berada di negeri asing, Robin sangat cemas dengan Kimberly. Kimberly menenangkan Robin dan berkata bahwa ia hanya menemui temannya di suatu tempat. Untungnya sikap Kimberly tidak aneh dan membuat Robin cukup tenang.
Sejak saat itu dan adanya Robin, Kimberly tidak lagi datang ke tempat biasanya ia bertemu dengan Goyle. Tapi tentu saja mereka juga jalan-jalan di sekitar menara eiffle. Setelah waktu liburan habis, Kimberly dan Robin akan segera kembali lagi ke London, Inggris. Sehari sebelum keberangkatan Kimberly mencoba untuk menemui Goyle lagi, ia pun pergi ketempat mereka biasa bertemu pada sore hari, tapi Goyle tidak ada disana. Setelah menunggu hingga matahari terbenam, Kimberly merasa sedikit cemas dan ia bertekad harus menemui Goyle dulu sebelum mereka pergi. Kimberly pun mencari tahu dimana keberadaan.
Ternyata Goyle selalu menunggu Kimberly disana, baru beberapa hari ini saja ia tidak datang lagi kata beberapa orang pelayan cafe yang berada di dekat sana. Kimberly sedikit menyesal tidak menemui Goyle setelah kejadian itu. Lagipula, tentu saja Goyle selalu menunggunya karena Kimberly tidak memberikan jawaban padanya dan langsung pergi.
Setelah mengetahui dimana rumah Goyle. Kimberly mengajak Robin ikut bersamanya menemui Goyle, dan akan memberikan jawaban pada Goyle bahwa ia sudah mempunyai kekasih yang ia sayangi dan hubungan pertemanan mereka tidak akan putus, sekalian untuk pamit pulang. Robin pun dengan berat hati mengizinkan Kimberly dan mau menemaninya setelah ia menjelaskan semuanya pada Robin.
Tak disangka, ternya Goyle adalah anak orang kaya, tidak seperti penampilannya. Saat menanyakan Goyle pada pembantu disana, Kimberly diminta untuk menemui orantua Goyle. Ibu Goyle memeluk Kimberly sambil menangis, membuat jantung Kimberly berdetak cepat dan takut dengan apa yang akan keluar dari mulut ibu Goyle.
Ibu Goyle berkata bahwa ia ingin bicara dulu dengan Kimberly sebelum ia mengizinkan Kimberly untuk menemui Goyle. Ia meceritakan bahwa saat Goyle pulang ke rumah dengan membawa lukisan seorang gadis, ia tampak begitu bahagia. Ia menceritakan pada kedua orangtuanya bahwa ia menemukan seorang gadis yang menarik perhatiannya dan ia akan menemui gadis itu lagi besok. Besoknya saat Goyle pulang ia bahagia dan menceritakan bahwa ia benar-benar telah jatuh cinta pada gadis itu, gadis yang berambut merah tua dari Inggris. Dan sampai saat ia menyatakan perasaannya pada gadis itu namun gadis itu tidak merespon dan pergi meninggalkannya sendiri.
Goyle yakin bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan, bukannya ia sudah menyerah, tapi suara hatinya mengatakan begitu. Dengan keadaan yang memburuk Goyle tetap menunggu gadis itu setiap hari di tempat mereka biasa bertemu di malam musim dingin itu. Namun gadis itu tak kunjung datang. Hingga akhirnya Goyle melihat gadis itu bersama seorang pria tampan dan gagah yang tampak sangat cocok dengan gadis itu di Restourant mahal di dekat menara eiffle. Keadaan Goyle semakin memburuk.
Pada saat itu, Kimberly dan Robin dibawa oleh orangtua Goyle ke sebuah ruangan. Ternyata kamar Goyle. Disana ada foto besar Goyle dengan lukisan seorang gadis disampingnya, gadis itu adalah Kimberly. Ibu Goyle melanjutkan ceritanya, ternyata Goyle sakit kanker tulang stadium empat. Ia tahu bahwa umurnya tinggal beberapa bulan lagi. Ia memaksakan dirinya untuk menemui gadis yang ia sayangi. Ia tahu bahwa dirinya egois, jika saja Kimberly juga menyukainya dan begitu sedih saat ia meninggal dunia nanti. Tapi ia tidak bisa, ia memang ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Kimberly, orang yang ia sayangi. Tapi tak di sangka, umurnya hanya tinggal beberapa hari saja.
Pada saat itu Kimberly menangis dipelukan Robin. Ia tidak tahu keadaan Goyle seburuk itu, dan ia telah melukai Goyle dengan tidak memberikan jawaban pada saat itu juga. Robin hanya bisa menenangkan Kimberly. Sekarang Goyle sudah tiada, bukannya ia tidak pamit, tapi malah Goyle yang tidak pamit dengan kepergiaannya, pikir Kimberly.
Syuting pun berakhir, One Direction dan JunoGirl mendapat liburan gratis di Paris selama tiga hari. Asmeralda merasa lega setelah pekejaannya selesai. Ia benar-benar gugup saat berhadapan langsung dengan Zayn pada adegan-adegan mereka berdua. Apalagi saat Zayn memeluk Asmeralda dengan hangat dan kuat. Tampaknya saat adegan mereka berdua, mereka benar-benar menghayatinya. Zayn menatap Asmeralda dengan mata yang teduh dan hangat, begitu juga dengan Asmeralda, ia benar-benar bersikap baik dan ramah terhadap Zayn.
Besoknya saat Asmeralda jalan-jalan sendirian di atap hotel yang menghadap menara eiffle – memang cukup ramai dengan orang-orang yang juga ingin menikmati keindahan malam kota Paris – Zayn mendekati Asmeralda.
“Hi, why the nights here? What isn’t cool?” tanya Zayn pada Asmeralda.
Asmeralda cukup kaget dengan kedatangan Zayn, “Ah… a bit. You too? Why here?” tanya Asmeralda bersikap lebih baik.
“I just… I just wanted to see the stars with the telescope. You also want to come?”
Asmeralda menggangguk dan tersenyum ramah.
“The Lady first.” Zayn mempersilahkan Asmeralda untuk duluan.
Asmeralda memegang teleskop dengan tangan yang tidak memakai sarung.
“Hey… You don’t wear gloves. You can use mine.”
Baru saja Zayn akan melepaskan sarung tangannya, Asmeralda menolak, “No! you don’t need to take it off. You’re also cold, I don’t so cold!”
Tapi Zayn tetap melepaskan sarung tangan sebelah kanannya, “Better this way!” Zayn meraih tangan kanan Asmeralda dan memasangkannya, yang kiri ia pegang dengan tangan kanannya dengan erat.
Asmeralda deg-degan, tapi ia senang. Ia mulai meraih teleskop dan melihat bintang. Zayn terus menatapnya dan Asmeralda tidak menyadarinya.
Saat Asmeralda akan memberikan teleskop pada Zayn, Zayn kiss her on the cheek and say, “I love you! I am so love with you!”
Jantung Asmeralda begitu menggebu-gebu. Ternyata ia memang mencintai Zayn dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. “I love you too, Zayn!” Asmeralda kiss him too on the cheek.
“I’m a little afraid that our love story is really like movies that we play. And I fear the most is if you really love Harry and became mine him.”
“Will not!” Asmeralda memeluk Zayn dan Zayn pun membalasnya. “Ngomong-ngomong, apa yang dibicarakan Perrie waktu itu?” tanya Asmeralda masih dalam pelukan Zayn.
“Belum jadi ia bicara aku sudah bilang bahwa aku sudah punya orang yang ku sayang.” Jawab Zayn. “Lalu ia pergi.”
Asmeralda tertawa dan mencubit perut Zayn, “Kau ini jahat juga!”
The End
Cerpen Karangan: Asmeralda Austin
Facebook: Asmeralda Austin
Ini lah akhir dari kisah Zayn dan Asmeralda, semoga kalian suka.
Thanks for reading to the end