Rintik hujan mulai membasahi atap rumahku… entahlah, mungkin dia sudah tidak kuat menampung segala air yang ada di dalam dirinya… dan mulai menumpahkan segalanya ke atas bumi. Aku ingin seperti hujan, yang jika sudah tak kuat menampung segala permasalahan hidup bisa menumpahkan semuanya begitu saja.. “ren.. sendirian aja?” kata Daniel, sahabat terbaikku, “haha.. iya nih.. gue lagi nikmatin setiap rintik hujan yang sedang menumpahkan segala masalahnya..” jawabku, “setiap hujan gue selalu sudah melihat lo di teras kecil depan kamar lo, menikmati teh hangat dan menikmati setiap rintik hujan yang turun..” katanya lembut, “Ya, entah kenapa gue… gue suka sama suasana hujan yang penuh misteri, penuh teka-teki..” jawabku sambil tetap melihat langit, tanpa sadar ternyata sedari tadi Daniel sedang memandangiku sembari tersenyum, “Kenapa?” tanyaku polos, “hidung lo.. bikin greget!” katanya dengan tersenyum manis, dia segera mencubit manja hidungku, “aww! sakit tahu!” dengusku kesal, “when you love someone, you must say to him/her, ‘I Love You’, if not, you will regret…”, katanya sembari menatap langit yang sudah mulai reda, kata-katanya… benar… sangat benar… “I know.. i will remember it..” jawabku tersenyum.. dia melihatku dan membalas senyumanku, apakah aku bisa melakukan itu? ‘If not, you will regret’… kata-kata itu sedikit membuatku bingung, memang aku akan menyesal jika tidak menyatakan yang sesungguhnya, tetapi… “heh! ngapain lo ngelamun?” tanyanya menepuk pundakku, “ehehe.. nggak kok.. eh gue laper nih, cari makan di luar yuk?” ajakku untuk mencairkan suasana.. “Yuk! dari tadi kek’.. gue yang bayar..” katanya, “serius? oke!” jawabku, kamipun segera pergi mencari sebuah tempat makan…
“Dan.. gue punya satu masalah yang.. ya menurut gue susah untuk diselesaikan” kataku pada Daniel sembari menikmati satu cangkir cokelat panas atau biasa di sebut hot chocolate.. “apa?” tanyanya, “uhm.. gue suka sama satu cowok, dia baik banget sama gue, tapi… tapi…” aku mulai terdiam, aku bingung.. “tapi apa? tapi lo takut nyatain duluan? Karen.. karen.. sudah gue bilang tadi, ‘when you love someone, you must say to him/her I Love You, if not, you will regret’, udah lupa?” katanya padaku, Aku ingin seperti itu! Tapi tidak bisa… aku harus bagaimana?
“Kita mau kemana lagi ren?” tanyanya di perjalanan seusai makan, “Dan gue mau ngomong sama lo” kataku, “apa?” tanyanya, “gue suka sama lo, 5 tahun kita sahabatan, 3 tahun gue suka sama lo, 3 tahun gue mendam perasaan ini diam-diam, gue terus teringat sama kata-kata lo bahwa kita harus nyatain sebelum menyesal, gue lakukan itu sekarang, gue sayang sama lo…” kataku diiringi turunnya hujan dengan derasnya secara tiba-tiba.. Daniel segera menghentikan motornya, menyuruhku turun dan segera menatapku dalam-dalam, “Karen? Jadi… permasalahan lo ini? Lo suka sama gue tapi takut bilang? ren! apa yang lo lakukan tadi sudah benar! gue juga sayang sama lo..” jawabnya segera memelukku, aku segera melepaskan dan berkata “serius! gue mau cinta yang real, tulus, ikhlas.. bukan karena paksaan..” kataku, “Karen, lo masih ngeraguin gue? I Love you! and I’m so truth.. believe, I’m promise will love you forever..” katanya segera memelukku kembali, aku segera membalas pelukan itu dan tersenyum senang, hilang masalahku bersama dengan redanya hujan.. “You is mine now, i will make our relationship sweet like my smile.. haha” katanya, “Yeee… eh lihat deh, di langit ada pelangi yang sedang tersenyum melihat kita!” kataku sembari tersenyum padanya.. Ya, kisahku diawali oleh hujan dan di akhiri oleh hujan..
Cerpen Karangan: Ilean Febiola
Blog: febiolailean.blogspot.com
Haaaiii ^^ udah baca cerpenku? mau kenal lebih dekat denganku? follow aja @xIleanx_ ya ^^ thanks for read and like ^^