hentikan kota dortmund promosikan tembakau di indonesia ( VOTE )Untuk:
Ullrich Sierau, Mayor, city of Dortmund
Friedhelm Sohn, Chairman of Supervisory Board of Westfalenhallen Dortmund GmbH
Dear Mayor of Dortmund, Mr Ullrich Sierau,
Dear Chairman of the Supervisory Board of Westfalenhallen Dortmund GmbH and Chairman of the Commission on Children, Youth and Family of the City Council of Dortmund, Mr Friedhelm Sohn,
Perusahaan Westfalenhallen Dortmund GmbH akan menyelenggarakan Inter-Tabac ASIA pada tanggal 27-28 Februari 2014, bertempat di Bali, Indonesia. Pertemuan ini berupa pameran tembakau yang mempromosikan penjualan dan penggunaan produk tembakau kepada negara yang tidak memiliki perlindungan terhadap generasi muda, kesehatan, maupun konsumen, termasuk di dalamnya tidak adanya pendidikan atau pengarahan mengenai bahayanya penggunaan produk tembakau.
Kota Dortmund, sebagai pemegang saham tunggal dari perusahaan Westfalenhallen Dortmund GmbH bertanggung jawab sebagai penyebab dari meninggalnya 6 juta penduduk dunia (WHO) akibat promosi rokok yang dilakukan atas nama perusahaan tersebut.
Kota Dortmund sangat mendukung berkembangnya industri tembakau di negara Jerman untuk dapat memperluas pasar tembakaunya ke Indonesia, salah satu negara di dunia yang minim regulasi terkait konsumsi tembakau. Berdasarkan data dari WHO, promosi iklan rokok yang dilakukan ssecara masif di Indonesia meningkatkan jumlah perokok di kalangan anak laki-laki pada kisaran umur 13-15 tahun menjadi lebih dari 40%. Anak-anak kecanduan, bahkan dikendalikan oleh para industri rokok tanpa adanya perlindungan sama sekali.
Di Indonesia dan negara produsen rokok besar lainnya, pembuatan produk olahan tembakau, seperti rokok menggunakan tenaga kerja anak-anak yang dipekerjakan secara tidak layak. Dalam pembuatan setiap batang rokok, terdapat seorang tenaga kerja anak-anak di dalamnya. Kota Dortmund sendiri mendeklarasikan kotanya sebagai perdagangan rokok bebas, namun pada tahun 2009, pemerintah kota mengeluarkan peraturan untuk melarang penjualan semua jenis produk yang menggunakan tenaga kerja anak-anak di bawah umur, meskipun di sisi yang lain kota yang sama sangat mempromosikan dan mendukung berkembangnya industri tembakau yang banyak mempekerjakan anak-anak di bawah umur demi meraup keuntungan pribadi.
Oleh karena itu, kami secara tegas memperingatkan anda untuk:
- Menghentikan penyelenggaraan acara Inter-tabac ASIA.
- Memastikan bahwa Westfalenhallen Dortmund GmbH tidak lagi menyelenggarakan pertemuan terkait perdagangan rokok bebas di Indonesia maupun negara-negara lainnya di dunia di masa yang akan datang.
- Menjauhkan diri dari industri rokok, mengedepankan kesehatan di atas keuntungan perusahaan, baik di Indonesia maupun di Dortmund.
Salam,
[Nama Anda]
Kota Dortmund mempromosikan pameran perdagangan rokok di Indonesia, di mana rokok dapat secara sah dijual kepada anak-anak. Kota ini memiliki Westfalenhallen Dortmund GmbH. Perusahaan ini mengatur pemeran perdagangan rokok Inter-tabac ASIA, yang untuk pertama kalinya diadakan di Indonesia pada tanggal 27-28 Februari 2014. Kota Dortmund secara langsung mempromosikan rokok di negara di mana anak-anak tidak terlindungi dari bahaya merokok.
Oleh karena itu kami, Yosef Rabindanata Nugraha (22) dari Jakarta (Indonesia) dan Max Vollmer (27) dari Dortmund (Jerman), ingin kota Dortmund untuk membatalkan pameran perdagangan rokok Inter-tabac ASIA.
Mereka berhasil menjebak saya, Yosef (Indonesia) saat saya berusia 12 tahun. Saya sangat beruntung, saya berhasil berhenti merokok ketika saya berusia 19 tahun, tapi tidak untuk anak-anak seumuran saya. Saya tidak ingin Negara saya menjadi tujuan industri rokok dalam menjual produk mereka.
Saya, Max dari Kota Dortmund, sangat terkejut dengan keterlibatan yang tidak bertanggung jawab dari kampung halaman saya dalam bisnis rokok. Sampai sekarang walikota dan dewan kota tidak bersedia untuk mengubah situasi. Mereka lari dari tanggung jawab mereka untuk menginstruksikan Westhallenhallen untuk menghentikan pameran perdagangan rokok di Indonesia segera. Sangat sulit untuk melawan industri rokok global. Sekarang ini adalah pilihan yang efektif. Jika banyak orang menandatangani petisi ini, kota tidak dapat melakukan investasi terhadap kehendak warga negara mereka.
Kami menyerukan Ullrich Sierau, Walikota Dortmund untuk:
1. Menghentikan penyelenggaraan Inter-tabac ASIA
2. Memastikan bahwa Westfalenhallen Dortmund GmbH tidak lagi menyelenggarakan pertemuan terkait perdagangan rokok di Indonesia maupun negara-negara lainnya di dunia di masa yang akan datang.
3. Menjauhkan diri dari industri rokok, mengedepankan kesehatan di atas keuntungan perusahaan, baik di Indonesia maupun di Dortmund.
Tolong dukung kami untuk membuat kota Dortmund merubah keputusannya.Tanda tangani petisi kami sekarang. Petisi ini ditujukan kepada walikota Dortmund Ullrich Sierau dan ketua dewan pengawas dari Westfalenhallen Dortmund GmbH, Friedhelm Sohn. Tolong sampaikan link ke teman-teman dan kenalan:.www.change.org/dortmundkills Tidak ada banyak waktu yang tersisa. Terima kasih, Yosef dan Max. Max dan Yosef mendapatkan dukungan terhadap petisinya dari Campaign Dortmund Kills. Dortmund Kills diselenggarakan oleh Forum Rauchfrei (“Forum Bebas Asap Rokok”), Deutscher Jugendschutzverband (“Asosiasi Jerman untuk perlindungan remaja”), Indonesia Bebas Rokok, Unfairtobacco.org and Stiftung rauchfrei leben("Foundation smokefree living"). ---------------------------
Latar Belakang
Industri rokok menjadikan Negara-negara yang memiliki mayoritas penduduk berpenghasilan rendah dan menengah sebagai target pasar mereka. Jika industri rokok ini berhasil, konsekuensinya adalah populasi di Negara tersebut akan hancur dan angka kematikan akan meningkat secara dramatis.
Indonesia dianggap sebagai Negara yang “Ramah Rokok” dan sebagai pasar yang berkembang pesat untuk industri rokok. Indonesia adalah salah satu dari sedikit Negara di dunia dimana Industri rokok dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Hampir tidak ada perlindungan hukum untuk melindungi penduduk dari jeratan industri rokok. Peraturan yang lemah menyebabkan penjualan rokok terhadap anak-anak masih dilakukan industri rokok. Iklan rokok yang semakin massif menyebabkan meningkatnya prevalensi perokok anak berumur 13-15 tahun menjadi lebih dari 40%.
Konsumsi rokok juga merupakan masalah kemiskinan. Mengacu kepada WHO, perokok di Indonesia menghabiskan rata-rata 450 ribu rupiah per bulan untuk membeli rokok. Konsumsi rokok berdampak langsung terhadap keadaan pangan. Mempromosikan penjualan rokok mengakibatkan kemiskinan!
Source :
Changer.Org | Petisi Hentikan Kota Dortmund mempromosikan tembakau di Indonesia!